seach engine

Minggu, 11 Januari 2009

Kalau tidak punya uang jangan sekolah...!!!!!!

Kalau tidak punya uang jangan sekolah...!!!!!!
Siap back again ini bukan realita gembira, klik close kalau beda selera. Paling enak hari gini kalau nyari-nyari perkara. Sekarang d`police sudah melangkah dan buat mundur itu pantang. Kelanjutan pembukaan blak-blakkan dari dunia pendidikkan Indonesia. Cerminannya jelas terlihat di SMAN3 Padang. Akibat dari krisis ataukah budaya yang turun temurun. Pemberian komisi kepada guru-guru yang berhasil dengan sukses menjajakan buku-buku pelajaran. Tanpa memikirkan ekonomi sang siswa, sang guru memaksa sang sisiwa untuk membeli buku dengannya. Dengan alasan jika tidak memiliki buku maka siswa tidak bisa mempelajari pelajaran di rumah, sang guru langsung menjajakkan barang dagangannya layaknya pelacur menjajakan dirinya. Tak ubahnya perek, jika tidak mau beli akan dipaksa sampai terucap kata “ya”. Strategi yang bagus bagi toko buku dan peluang bagi d`police untuk menyerang. Salah seorang prajurit d`police sudah mencoba mengelak dengan membawa buku yang sama persis tapi diterbitkan tahun lalu, hanya dengan perbedaan halaman saja, berhasilkah??? Tetap tidak berhasil. Ibaratnya kalau kita sudah masuk ke warung remang-remang dan keluar pasti mengeluarkan uang. Walau pembelian buku ini bisa di cicil tapi tetap saja mahal. Mari kita hitung
Dengan 10 mata pelajaran dan rata-rata harga buku panduan Rp 25.000 = Rp 250.000 Dengan 10 mata pelajaran dan rata-rata harga buku LKS Rp 10.000 = Rp 100.000 Total = Rp 350.000
Belum lagi uang semester yang mencapai Rp 90.000/bln x 6 bln = Rp 540.000 kalau dijumlahkan mencapai Rp 890.000
Jika dibandingkan dengan uang semester di universitas yang sama-sama berstatus negeri yang hanya Rp 500.000 harga segini sangat mahal. Tapi kalau dibandingkan dengan Universitas Pelita Harapan harga segini tidak ada apa-apanya. Setiap masalah di dunia ini pasti ada solusinya, solusi dari salah seorang guru “kalau tidak punya uang jangan sekolah...”
TO BE CONTINUED...
I`m d`POLICE...

Teknologi = Mesum ???

Teknologi = Mesum ???
I`m d`police, pengadil yang tidak pernah teradili, penerjemah yang tak parnah terpahami dan hakim bagi kesalahan yang luput dari penegak hukum ...
Terungkaplah satu dari juataan alasan kenapa Indonesia semakin tertinggal dalam berbagai bidang, mulai dari kebijakkan yang tidak beralasan dari para petinggi negara sampai kebijakkan yang ngawur, yang dilakukan oleh para petinggi lembaga-lembaga menengah kebawah...
Inilah laporan dari salah seorang prajurit saya : pembatasan kebebasan para siswa untuk mengenal teknologi tinggi. Tindakkan ini lagi-lagi terjadi di SMAN 3 Padang... Para petinggi sekolah ini melarang siswanya untuk mempergunakan handphone yang memiliki kamera. Dengan alasan sepele dan dibumbui fitnah mereka mengangap semua pemilik handphone berkamera menyimpan video yang tak senonoh.
Mereka mulai menyita semua handphone berkamera, dan mempersulit pengembaliannya kepada sang pemilik. Setelah disita mereka tidak menjaga barang yang mereka sita dengan baik, akibatnya tidak sedikit dari handphone siswa yang rusak. Akankah diganti ??? Jangan pernah berkhayal seperti itu... Apakah salah seorang siswa memiliki handphone berkamera??? Masalah menyimpan bokep atau hal-hal yang tidak senonoh lainnya itu urusan mereka dengan Tuhannya. Dengan rata-rata usia siswa paling muda memasuki jenjang SMA 16 tahun, notabennya mereka sudah bisa menghasilkan keturunan, jadi sudah selayaknyalah mereka mengetahui hal-hal tentang reproduksi apalagi dalam kurikulum SMA telah dipelajari pelajaran tentang reproduksi dalam Biologi. Kalau mereka tidak diperbolehkan mengenal itu semua mengapa mereka diajari teori-teori untuk melakukannya???
Memang benar kata pepatah kuno “gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di pulau seberang terlihat jelas” tindakan kepada siswa yang belum tentu menyimpan video bokep di handphone nya telah dilakukan sedangkan tindakan kepada siswa/i yang berpegan tangan, berpelukkan di depan mereka tidak ditindak karena semuanya berawal dari pegangan, pelukkan sampai ciumman dan berlanjut dengan adegan ranjang... terkesan tebang pilih??? Memang... Mungkinkah pelakunya adalah anggota keluarga mereka???? Who knows...
Seluruh vendor terkemuka di dunia selalu membekali handphone berteknologi tinggi dengan kamera tentunya dengan banderol harga yang tidak selangit, sekarang mereka sudah memilikinya ditangan mereka . Apakah mereka harus menutup mata dengan perkembangan teknologi???? Ataukah harus seperti katak dalam tempurung??? Yang selalu mengagap diri mereka paling maju padahal di luar sana orang-orang telah melesat dangan dunia digenggamannya.
Belum lagi tindakan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh guru-guru dengan memfitnah semua siswa yang memiliki handphone berkamera sebagai penonton setia video porno. Bagi mereka para guru perkataan tersebut tidaklah masalah bagi mereka, tapi bagi siswa adalah masalah besar. Siswa yang dahulunya sangat dipercaya oleh orang tuanya sekarang telah di anggap sebagai penghianat, bagaimana dengan perkembangan sikisnya??? Siswa yang telah mendapat perlakuan tersebut tentunya akan menderita tekanan mental, bagi mereka yang tidak dapat memikulnya jalan pintasnya adalah bunuh diri... Apakah hanya berdampak pada sang anak??? Tentu tidak, segenap anggota keluarga juga akan kecipratan malu dari tindakkan guru-guru tersebut. Tidak sanggup menahan malu akhirnya juga bunuh diri...
Dan mereka hidup sengsara saelamanya di neraka...
TO BE CONTINUED...
I`m d`POLICE...